Minggu, 24 Juni 2012

Hutan belantara

Aku tersesat
Langkah terhenti
Nyaris mulut besar bertaring menelanku hidup-hidup
Aku menangis ditengahnya
Berlari tanpa tahu arah
Menjauh dari bola mata tajam
dan gertakan langkah pelan mematikan.
Ku ikuti alur sungai berkelok
Dibawah sinar ratu malam
Ditemani siluet tegak.
Samar ku lihat tumpukan daun kering yang disangga oleh batang pepohonan
Didalamnya terdapat cahaya remang dari sebatang obor
Pintunya sedikit membuka
Ku coba untuk masuk kedalamnya
Namun tak seorangpun berada didalamnya
Ku putuskan bermalam disana sampai fajar menyingsing
Masih panjang perjalanan yang harus dilalui
Yang dapat mengeluarkanku dari sini
Tempat dan keadaan yang membuatku setengah mati setengah hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar