Langkah terhenti
Nyaris mulut besar bertaring
menelanku hidup-hidup
Aku menangis ditengahnya
Berlari tanpa tahu arah
Menjauh dari bola mata tajam
dan gertakan langkah pelan
mematikan.
Ku ikuti alur sungai berkelok
Dibawah sinar ratu malam
Ditemani siluet tegak.
Samar ku lihat tumpukan daun kering
yang disangga oleh batang pepohonan
Didalamnya terdapat cahaya remang
dari sebatang obor
Pintunya sedikit membuka
Ku coba untuk masuk kedalamnya
Namun tak seorangpun berada
didalamnya
Ku putuskan bermalam disana sampai
fajar menyingsing
Masih panjang perjalanan yang harus
dilalui
Yang dapat mengeluarkanku dari sini
Tempat dan keadaan yang membuatku
setengah mati setengah hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar