Minggu, 24 Juni 2012

suratan

tertulis
dapat pula tidak
tersirat suratan
tak tersurat siratan
siluet fatamorgana
ilusi terkikis nyata
indah terombang
dimensi ruang yang masih saja hampa
tercekik dimensi waktu
nyaris tak ada celah
didalamnya berkecambuk
menelan sesal
semestinya tidak
pengharapan diantara kesakitan
sulit membuka
sulit juga menutup

Hutan belantara

Aku tersesat
Langkah terhenti
Nyaris mulut besar bertaring menelanku hidup-hidup
Aku menangis ditengahnya
Berlari tanpa tahu arah
Menjauh dari bola mata tajam
dan gertakan langkah pelan mematikan.
Ku ikuti alur sungai berkelok
Dibawah sinar ratu malam
Ditemani siluet tegak.
Samar ku lihat tumpukan daun kering yang disangga oleh batang pepohonan
Didalamnya terdapat cahaya remang dari sebatang obor
Pintunya sedikit membuka
Ku coba untuk masuk kedalamnya
Namun tak seorangpun berada didalamnya
Ku putuskan bermalam disana sampai fajar menyingsing
Masih panjang perjalanan yang harus dilalui
Yang dapat mengeluarkanku dari sini
Tempat dan keadaan yang membuatku setengah mati setengah hidup.

Musafir

kupungut kepingan
diantara gelak tawa
keangkuhan
pesakit yang masih saja menjerit
meraung ditengah bungkamnya
apalah musnah 
saat ini masih saja keras

mencoba menerjangnya
dan tak sesering menopangnya
terasa berat terbebani
diri sendiri

mungkin bertahan 
mungkin juga tidak
adakalanya ingin
adapula tidak
tidak untuk memaksa

musafir yang terus berkelana
ditengah gersangnya gurun pasir,
dinginnya salju,
pasangnya gelombang,
panasnya sengatan,
menapaki 
meninggalkan jejak

Senin, 16 April 2012

Biografi Mochtar Lubis

Mochtar Lubis (lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Maret 1922 – meninggal di Jakarta, 2 Juli 2004 pada umur 82 tahun) adalah seorang jurnalis dan pengarang ternama asal Indonesia. Sejak zaman pendudukan Jepang ia telah dalam lapangan penerangan. Ia turut mendirikan Kantor Berita ANTARA, kemudian mendirikan dan memimpin harian Indonesia Raya yang telah dilarang terbit. Ia mendirikan majalah sastra Horizon bersama-sama kawan-kawannya. Pada waktu pemerintahan rezim Soekarno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir sembilan tahun lamanya dan baru dibebaskan pada tahun 1966. Pemikirannya selama di penjara, ia tuangkan dalam buku Catatan Subversif (1980). Pernah menjadi Presiden Press Foundation of Asia, anggota Dewan Pimpinan International Association for Cultural Freedom (organisasi CIA), dan anggota World Futures Studies Federation. Novelnya, Jalan Tak Ada Ujung (1952 diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh A.H. John menjadi A Road With No End, London, 1968), mendapat Hadiah Sastra BMKN 1952; cerpennya Musim Gugur menggondol hadiah majalah Kisah tahun 1953; kumpulan cerpennya Perempuan (1956) mendapatkan Hadiah Sastra Nasional BMKN 1955-1956; novelnya, Harimau! Harimau! (1975), meraih hadiah Yayasan Buku Utama Departeman P & K; dan novelnya Maut dan Cinta (1977) meraih Hadiah Sastra Yayasan Jaya Raya tahun 1979. Selain itu, Mochtar juga menerima Anugerah Sastra Chairil Anwar (1992).



Bibliografi
- Tidak Ada Esok (novel, 1951)

- Si Jamal dan Cerita-Cerita Lain (kumpulan cerpen, 1950)
- Teknik Mengarang (1951)
- Teknik Menulis Skenario Film (1952)
- Harta Karun (cerita anak, 1964)
- Tanah Gersang (novel, 1966)
- Senja di Jakarta (novel, 1970; diinggriskan Claire Holt dengan judul Twilight in Jakarta, 1963)
- Judar Bersaudara (cerita anak, 1971)
- Penyamun dalam Rimba (cerita anak, 1972)
- Manusia Indonesia (1977)
- Berkelana dalam Rimba (cerita anak, 1980)
- Kuli Kontrak (kumpulan cerpen, 1982)
- Bromocorah (kumpulan cerpen, 1983)

Karya jurnalistiknya:
- Perlawatan ke Amerika Serikat (1951)
- Perkenalan di Asia Tenggara (1951)
- Catatan Korea (1951)
- Indonesia di Mata Dunia (1955)
Mochtar Lubis juga menjadi editor:
- Pelangi: 70 Tahun Sutan Takdir Alisyahbana (1979)
- Bunga Rampai Korupsi (bersama James C. Scott, 1984)
- Hati Nurani Melawan Kezaliman: Surat-Surat Bung Hatta kepada Presiden Soekarno (1986)

Terjemahannya:
- Tiga Cerita dari Negeri Dollar (kumpulan cerpen, John Steinbeck, Upton Sinclair, dan John Russel, 1950)

- Orang Kaya (novel F. Scott Fitgerald, 1950)
- Yakin (karya Irwin Shaw, 1950)
- Kisah-kisah dari Eropa (kumpulan cerpen, 1952)
- Cerita dari Tiongkok (terjemahan bersama Beb Vuyk dan S. Mundingsari, 1953)
Studi mengenai Mochtar Lubis:
- M.S. Hutagalung, Jalan Tak Ada Ujung Mochtar Lubis (1963)
- Henri Chambert-Loir, Mochtar Lubis, une vision de l’IndonĂ©sie Contemporaine (diseertasi, Paris, 1974)
- David T. Hill, Mochtar Lubis: Author, Editor, and Political Actor (disertasi, Canberra, 1989)

Sumber:

Resume Tanah Gersang (Mochtar Lubis; novel, 1966)


Judul: Tanah Gersang
Pengarang: Mochtar Lubis
Tahun: 1966

Joni, Yusuf, dan Sukandar. Tiga pemuda berbeda latar belakang. Joni berasal dari keluarga berada, yang menggampangkan uang sebagai segala-galanya, dan menurut ayahnya yang seorang anggota dewan, segala sesuatu hanya dapat diselesaikan dengan keberadaan uang. Yusuf merupakan anak angkat pamannya, seorang nelayan dan istrinya yang menikmati cinta dengan lelaki lain di rumahnya, sebagaimana istri-istri orang nelayan lain. Dan anehnya, suami-istri itu sangat pengertian, membiarkan keduanya mencari cinta dengan orang lain. Yusuf-pun tidak menganggap aneh hal itu, bahkan membiarkan Joni temannya memasuki kamar bibinya itu. Lain dengan Sukandar. Sebagai pelarian dari panti asuhan, ia telah mencicipi perempuan sejak usia muda ketika ia bekerja di suatu rumah bordil. Bersama Yusuf dan Sukandar, mereka menjadi tukang catut di gedung bioskop, yang mempertemukan mereka dengan Joni.
Mereka adalah contoh dari kenakalan remaja yang sempat mewarnai jalanan Jakarta di tahun 50an. Joni sebagai ketua mereka mengomandoi mereka untuk merampok toko emas, beserta tindak kejahatan lainnya yang berujung pada pembunuhan. Suatu tindakan yang di luar batas.
Akhirnya 'Tanah Gersang' berfokus pada Joni. Ia yang kecewa karena Lisa-bintang film pada masa itu yang sangat mudah mempermainkan cinta lelaki dan mengambil banyak keuntungan darinya-beralih untuk berhubungan dengan Dewi, adik Lisa. Joni-Dewi bahkan kawin lari ke Sumatra, yang akhirnya disetujui oleh kedua pihak keluarga. Namun Joni telah mendapat kabar : seorang bernama S dan Y ditangkap karena suatu pembunuhan. Pada saat itulah Joni membatin, meniatkan diri untuk melaksanakan niatan yang telah lama dirindukannya : mati muda. Dan ketika mendung dan ombak bergejolak di suatu danau, tempat dimana Joni tengah menunggang motor air, Joni tenggelam. Dewi-pun menangisi kepergian Joni yang mati secara tragis itu, dan pada dirinya ia merasakan sesuatu. Benih baru telah mendukung dirinya, jauh dalam rahim.
Joni, merupakan tokoh utama dalam novel ini mengalami pergulatan spiritual yang pelik, dari mulai masa kecilnya yang suka membunuh binatang, melihat darah-darah mengalir, ketika menjelang dewasa ia juga mengaktualisasikan seluruh hasrat dirinya pada berbagai hal. Pertemanan, perampokan, pembunuhan, dan percintaannya semua berpusar pada diri Joni yang terus menerus gelisah, terus menerus mencari sumber gejolak, dimana dirinya akan mendapati seluruh potensi hidupnya tercurah. Ia merupakan cerminan manusia yang tampak kuat dari luar, namun sebenarnya menyimpan sebongkah luka di dalam dirinya. luka yang terus menerus menggerogoti hidupnya, membentuk sebuah lubang di tanah gersang.


"Tanah Gersang" sebenarnya tidak terlalu berat, bahkan di banyak percakapan, Mochtar Lubis menyisipkan dialog-dialog bahasa "gaul" para pemuda, disertai tren-tren dan lagak para remaja di masa itu yang kebanyakan meniru aksi koboi di layar putih. Hanya saja, "Tanah Gersang" cocok dibaca para orang tua agar menjadi pelajaran, bagaimana semestinya mendidik para generasi muda. Hal itu dikarenakan Joni, Yusuf, dan Sukandar, dan mungkin banyak generasi muda lainnya, bertemu dan menjalani apa yang disebut sebagai perubahan nilai-nilai moral di masyarakat. Mereka tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk di usia mereka.
Tanah Gersang memiliki alur yang biasa saja, ketegangan yang biasa saja, penokohan yang juga biasa saja. hanya saja dalam buku ini, saya bisa menemukan konsistensi penokohan yang sangat apik. Diceritakan melalui 'tiga bab hidup' dengan sangat sederhana tapi tetap tidak kehilangan pesona. Yang paling menarik dalam buku ini adalah pergulatan hidup para tokohnya, dituturkan dengan amat sederhana, begitu jujur dan apa adanya. Buku ini adalah potret masyarakat urban pada zamannya.

Joni, tokoh utama da...more
Tanah Gersang memiliki alur yang biasa saja, ketegangan yang biasa saja, penokohan yang juga biasa saja. hanya saja dalam buku ini, saya bisa menemukan konsistensi penokohan yang sangat apik. Diceritakan melalui 'tiga bab hidup' dengan sangat sederhana tapi tetap tidak kehilangan pesona. Yang paling menarik dalam buku ini adalah pergulatan hidup para tokohnya, dituturkan dengan amat sederhana, begitu jujur dan apa adanya. Buku ini adalah potret masyarakat urban pada zamannya.

sumber:



Senin, 26 Maret 2012

Manusia, Penderitaan, Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan msyarakat. Oleh karena itu mempunyai kebudayaan keterkaitan yang erat satu sama lain.

Pada pondasi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncu manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Manusia dan penderitaan ataupun manusia dan kebudayaan, keduanya merupakan satu kesatuan realitas kehidupan.

Tidak bias dipungkiri dengan adanya kesatuan ini, manusia merupakan suatu kebudayaan/pencipta kebudayaan yang akhirnya bias membuat manusia itu sendiri menerapkan kebudayaan terhadap mereka sendiri, masyarakat.

Begitupun haknya dengan manusia dan penderitaan, sama-sama batu kesatuan yang realitas. Karena kehidupan tanpa adanya realitas kehidupan dunia ini tidak akan bisa tegar atau berusaha bangkit kembali mencapai segala cita-cita ataupun keinginan.

Tanpa adanya penderitan manusia tidak berubah, manusia tidak ada kemampuan untuk bangkit kembali dari keterpurukan, penderitan yang dialami. Dan dengan adanya penderitaan inilah kehidupan manusia lebih bias bertingkat, dan dengan adanya kesatuan dalam budaya/kebudayaan kehidupan manusia lebih berwarna dan bisa hidup menuju lebih baik.

Manusia dengan Kebudayaan

Manusia dengan kebahagiaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. Manusia di dunia ini memang memegang peranan unik, dapat dipandang dari banyak segi.

Dan bicara kebudayaan, kebudayaan diambil/ berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari kata budhayah yang berarti budi dan akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colorl, yang berarti mengolah tanah. Jadi secara umum kebudayaan dapat diartikan sebagi “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan “segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertankan hidupnya di dalam lingkungan”.
(Wikipedia BHS. Indonesia)

Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia. Baik yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun yang non-material, seperti kehidupan nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah: Manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksamanakan manusia.

Dalam sosiologi manusia dan budaya dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda, tetapi keduanya merupkkan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak keduanya merupakan satu kesatuan.

Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-perturan masyarakat atau kemasyarakatan.
Apabila manusia melupkan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi tersaingi atau tealinasi.
(Berger, dalam terjemahan M.sastrapratedja, 1991;al:XXV)

Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan msyarakat. Oleh karena itu mempunyai kebudayaan keterkaitan yang erat satu sama lain.
Pada pondasi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncu manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Manusia dan Penderitaan

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda, namun secara latin manusia diartikan sebagai makhluk hidup yang berorganisasi atau berkelompok.
(Wikipedia BHS. Indonesia)

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atu lahir dan bathin.
Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan.

Manusia dan Penderitaan mempunyai suatu hubungan yang tidak bias dipungkiri, dalam hidup seseorang pasti mempunyai penderitaan. Realitas yang ada dalam kehidupan dan intensitas yang mempunyai tingkatan.

Namun  peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.

Dapat pula suatu penderitaan merupakan energy untuk bangkit kembali lagi seseorang, atau sebagi langkah awal untuk mencapai kenikmatandan kebahagiaan. Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus dalam penderitaan sesuai dengan liku-liku.

Kehidupan manusia, penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemamuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis dihadapinya.

Orang-orang yang mengalami penderitaan akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikpa positif ataupun negative. Sikap negative misalnya penyelesaian karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negative ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau kawin tidak mau kawin atau tidak mau pacaran, tidak punya gairah hidup, dsb.

Sikap positif yaitu sikap optimis menghadapi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkain penderitaan, melainkan perjuangan membesasanku.

Penderitaan adalah hanya bagian dai kehidupan positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti.

Rabu, 11 Januari 2012

"Plagiarisme sebagai pelanggaran UU Hak Cipta, Plagiarisme sebagai Pelanggaran Etika "

Gambar: Salah satu bentuk plagiarisme dalam dunia perfilman
Plagiarisme atau sering disebut  plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. 
Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator. (www.wikipedia.com)

Plagiarisme merupakan bentuk dari pelanggaran UU Hak Cipta dan pelanggaran etika, dikarenakan dalam pasal 14 dan 15 No 19 Tahun 2002 mengatur tentang pelanggaran hak cipta:
·                     menggunakan karya orang lain secara mentah tanpa memberikan tanda, bahwa karya tersebut diambil sama persis dari karya orang lain.
·                     mengambil pendapat orang lain tanpa memberikan sumbernya
·                     mengakui tulisan orang dari orang lain sebagai tulisan sendiri
·                     mengakui pendapat orang lain sebagai hasil pemikiran sendiri
·                     mengakui hasil penemuan orang lain sebagai hasil karya sendiri 

Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk.
Menggolongkan hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarisme:
a.   Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,
b.  Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri
c.  Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri
d.  Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,
e.  Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya
f.  Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan
g.  Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.

Kumpulan plagiarisme dalam dunia entertaiment:

Sumber: youtobe.com

Yang digolongkan sebagai plagiarisme:
       a.  menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain.
       b.  mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya

Yang tidak tergolong plagiarisme:
a.   menggunakan informasi yang berupa fakta umum.
b. menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber jelas.
c. mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.

Menurut saya plagiarisme atau plagiat tentu sangat merugikan. Tentunya Merugikan kedua belah pihak. Yaitu merugikan terhadap kreator (yang membuat kreasi atau tulisan) dan terhadap plagiator (yang menjiplak). Merugikan bagi kreator adalah mereka jadi malas membuat sebuah karya baru karena takut karyanya dijiplak kembali. Dan begitupun dampak bagi sang plagiator, dia cenderung malas juga untuk membuat sebuah karya karena lebih mengandalkan hasil karya orang lain yang mudah untuk dijiplak.

Solusi atau cara mencegah praktek plagiarisme di tanah air, diantaranya:
1.  Menumbuhkan intergritas pada diri sendiri, sehingga senantiasa bisa menjaga dan membantengi diri dari perbuatan copy-paste tanpa menyebutkan sumber asal.
2. Memberikan hukuman dan memberikan pelatihan kepemimpinan terhadap rasa tanggung jawab.